Tentu kita mengetahui tokoh perwayangan yang bernama Gatot Kacha. Dia adalah seorang ksatria dari Pandawa, putra dari Bima Sena dan Dewi Arimbi. Ia salah satu ksatria Pandawa yang terhebat karena memiliki tenaga seperti 100 ekor gajah dewasa, otot kawat, tulang besi, dan dapat terbang di angkasa. Kebayang kan betapa kuat dan hebatnya ksatria yang bernama Gatot Kacha itu, di sini saya ingin berbagi cerita tentang wafatnya salah satu ksatria Pandawa yang hebat itu. Cerita ini berawal dari sebuah Kerajaan bernama Pandawa di mana ada 5 orang bersaudara yang menghidupkan kerajaan itu, yaitu. Kunta Dewa, Arjuna, Bima Sena, Nakula dan Sadewa. Mereka berlima di ayomi oleh Prabu Kresna dan Semar sebagai orang-orang yang membantu sekaligus memberi petunjuk kepada mereka berlima, dalam perang melawan saudara mereka sendiri Kurawa yang dibantu oleh Kerajaan Astina. Perang antara Pandawa melawan Kurawa dinamakan perang Bharata Yudha. Di tengah perang yang bergejolak tersebut lahir Gatot Kacha salah satu ksatria pemberani dan kuat milik Pandawa.
Lahir dari Dewi Arimbi, pada saat melahirkan Gatot Kacha keadaan fisik Gatot Kacha sangat buruk matanya buta, dengan mulut yang menganga. Sebagai ksatria Bima Sena merasa malu mempunyai putra seperti itu, lalu pada akhirnya agar anaknya mempunyai bentuk yang sempurna ia mencampur unsur besi untuk membentuk ksatria yang ia inginkan. Tubuh bayi tersebut ia lebur menjadi satu dengan besi tersebut. Setelah proses pembentukan itu jadilah bentuk ksatria sempurna yang bernama Gatot Kacha, proses di ataslah yang membuat Gatot Kacha memiliki otot kawat tulang besi.
Setelah semuanya selesai Bima Sena, meminta agar sang kakak Arjuna mau memotong tali pusar milik anaknya. Alat yang digunakan untuk memotong tali pusar Gatot Kacha adalah rangka anak panah “Kunta Widaya Danu”. Arjuna hanya mendapatkan rangkanya setelah bertarung dengan Prabu Karna, dan rangka panah pada saat digunakan untuk memotong tali pusar Gatot Kacha, tiba-tiba rangka panah itu masuk ke dalam perut Gatot Kacha dan menjadi kelemahan untuk Gatot Kacha.
Semua pertarungan telah ia ikuti salah satunya adalah perang Bharata Yudha, ia menjadi ksatria yang sangat kuat bagi Pandawa, berbagai kemenanganpun sudah banyak yang menghiasi hidupnya dan menjadi Senopati (Pimpinan Perang) untuk Pandawa.
Pada saat perang “Babat Bharata Yudha Jaya Binangun” adalah perang terakhir antara Pandawa berhadapan dengan Kurawa (Astina). Di perang ini semua orang Astina mati, dari kubu Pandawa semua anak cucunya juga wafat termasuk Gatot Kacha. Gatot Kacha gugur karena terkena anak panah “Kunta Widaya Danu”, yang dilepaskan oleh Prabu Karna. Awalnya anak panah itu beradu kecepatan dengan Gatot Kacha di udara, Gatot Kacha sudah mengetahui panah itu adalah milik Prabu Karna, panah yang dapat membunuhnya karena rangka panah tersebut sudah ada dalam perutnya. Gatot Kacha lebih cepatnya daripada panah tersebut maka panah itu tidak dapat mengenai Gatot Kacha. Perasaan Gatot Kacha sudah senang, karena panah itu tidak dapat mengenainya, sehingga ia lengah ia tidak menyadari bahwa panah itu tiba-tiba menjadi lebih cepat karena sukma Rusto dan Trusto orang Kurawa ia bunuh dan sukmanya tidak ikhlas pada Gatot Kacha. Panah tersebut masuk ke dalam pusarnya Gatot Kacha, dan gugurlah Gatot Kacha. Ia jatuh tepat di kereta kuda Prabu Karna, hancurlah kereta kuda tersebut oleh jasad Gatot Kacha.
Minggu, 30 Mei 2010
SEBUAH CERITA SINGKAT TENTANG WAFATNYA GATOT KACHA
Diposting oleh Al-Maghribi di 20.23 Label: CERITA WAYANG
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar