Pernahkah kalian mempunyai teman atau kenalan yang pada awalnya kalian melihat dia sebagai sosok yang dingin, sombong, angkuh dan membosankan? Tapi, setelah kalian kenal dia lebih dalam lagi ternyata sifatnya tidak seperti yang kalian lihat dan bayangkan, sifat aslinya justru sangat menyenangkan seperti humoris, perhatian, dan senang menolong. Atau kalian pernah juga melihat seorang wanita yang terlihat tegar, dengan tatapan mata yang angkuh seakan-akan menantang Dunia, dengan sifat yang tidak bisa diatur, dan merasa bisa melakukan semuanya sendiri? Tapi, setelah kalian kenal dia lebih dalam dan dekat, ternyata dia jauh dari yang kalian lihat dan bayangkan lagi, ternyata dia itu tipe wanita yang mudah berkata atau enak diajak ngobrol, wanita manja, dan sangat membutuhkan perhatian dari seseorang yang dikenalnya. Jika kalian pernah merasakan semua fenomena di atas, maka janganlah heran karena fenomena di atas itu bisa dijelaskan dengan Ilmu Pengetahuan.
Fenomena yang pernah kalian jumpai dan alami di atas adalah “kepribadian”, kalian pasti sering bertanya-tanya mengapa yang kita lihat dan prediksi dari diri seseorang sering berbeda dengan kenyataannya saat kalian benar-benar sudah mengenali dengan dekat orang tersebut. Dalam bahasa Inggris, kepribadian disebut personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani “persona”, yang berarti topeng. Di dalam pengertian sehari-hari personality mengacu pada gambaran sosial tertentu yang ditreima dari kelompok masyarakat, dimana individu tersebut diharapkan bertingkah laku sesuai dengan peran yang diterima, dihubungkan dengan ciri tertentu yang menonjol pada diri individu. Istilah personality ini lalu diadopsi oleh orang-orang Roma dan mendapatkan konotasi baru yaitu “sebagaimana seseorang nampak dihadapan orang lain”. Konotasi ini seakan-akan menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah diri orang tersebut yang sebenarnya, jadi mulai agak jelas kan fenomena tentang kasus yang pernah kalian jumpai di atas? Tapi konotasi seperti ini sudah banyak berubah. Yang jelas bahwa para psikolog dan fisuf mulai sepakat bahwa manifestasi kepribadian dapat dilihat dari:
1.Kenyataan yang bersifat biologis (Umwelt)
2.Kenyataan psikologis (Eigenwelt)
3.Kenyataan sosial (Mitwelt)
Ketiga kenyataan tersebut menggejala menjadi satu kesatuan (whole) yang disebut kepribadian. Gordon W. Alport (1897-1967) menyatakan pendapat bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan.
Kata “dinamis” menunjukkan bahwa kepribadian bisa berubah-ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistem-sistem psikofisik) terdapat hubungan yang erat. Hubungan-hubungan itu terorganisir sedemikian rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kepribadian tidak sama dengan ciri-ciri fisik yang dapat langsung diturunkan dari orang tua kepada anaknya, meskipun ada sebagian ciri-ciri yang mungkin sama atau diturunkan dari orang tua ke anaknya, namun itu tidak bisa dibilang utuh mirip dengan orang tuanya. Hal ini disebabkan oleh pembentukan dan perkembangan kepribadian yang berbeda-beda antar manusia, walaupun dia dibesarkan di lingkungan yang sama, tapi cara dia mempersepsi dan mendalami setiap hal yang dialami pasti berbeda pada masing-masing manusia.
Pembentukan kepribadian menurut Atkinson dkk (1993) ketika bayi lahir, ia membawa potensialitas tertentu. Karakteristik fisik, seperti warna mata dan warna rambut, bentuk tubuh bentuk hidung, seseorang pada dasarnya ditentukan pada saat konsepsi (pertemuan antara sel telur dan sperma). Intelegensi dan kemampuan khusus seperti bakat musik dan seni,dalam beberapa hal juga tergantung pada hereditas (faktor keturunan). Ada bukti-bukti yang semakin banyak bahwa perbedaan reaktifitas emosional mungkin bersifat bawaan. Penelitian pada bayi yang baru lahir (Thomas dan Chess dalam Atkinson, dkk, 1993) menemukan bahwa perbedaan karakteristik seperti tingkat keaktifan, rentang perhatian, kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan, dan suasana hati pada umumnya, dapat diamati segera setelah melahirkan. Salah seorang bayi mungkin mempunyai karakteristik aktif, mudah terganggu dan mau menerima objek serta orang baru; bayi yang lain mungkin pasif, tekun berkonsentrasi pada suatu aktivitas, dan takut pada hal-hal yang baru. Karakteristik tempramen awal ini cenderung bertahan dalam diri anak yang perkembangannya diikuti selama lebih dari 20 tahun.
Bentuk-bentuk fisik tertentu, misalnya: gemuk-kurus, tinggi-pendek, adalah diturunkan dari orangtua. Tetapi ada juga ciri-ciri fisik yang unik yang kita bawa sejak lahir, termasuk di dalamnya ciri-ciri faali seperti kapasitas otak, kelengkapan dan kepekaan indra tertentu, dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kepribadian seseorang yaitu:
1.Pengaruh Biologis
Kenyataan bahwa perbedaan suasana hati dan tingkat keaktifan dapat diamati segera setelah kelahiran menunjukkan adanya faktor genetik.
2.Pengalaman
Faktor lain yang besar pengaruhnya terhadap kepribadian adalah hasil hubungan kita dengan lingkungan atau pengalaman. Para ahli membedakan dua macam pengalaman yang mempengaruhi manusia, yaitu:
a.Pengalaman umum
Adalah pengalaman yang dihayati oleh hampir semua anggota masyarakat atau bahkan oleh semua manusia.
b.Pengalaman unik
Di luar warisan biologis yang unik dan cara penyampaian budaya tertentu, individu dibentuk oleh pengalaman khusus (unik). Misalnya, penyakit yang disertai pemulihan dalam waktu lama, bisa menimbulkan kegemaran untuk dirawat dan penantian kesembuhan tersebut secara mendalam dapat mempengaruhi kepribadian. Kematian orang tua dapat mengganggu identifikasi peranan sexual yang lazim. Kecelakaan traumatis, membuat kesempatan untuk mempertontonkan kepahlawanan.
Di samping itu, sejak lahir seorang anak sudah membawa ciri-ciri tertentu serta kecenderungan-kecenderungan tertentu, maka reaksinya terhadap lingkungan atau reaksi lingkungan terhadapnya bersifat khas. Pengalaman unik ini menentukan bagian dirinya yang bersifat khas, unik, dan tak ada duanya.
Pengalaman umum dan pengalaman unik seseorang berinteraksi dengan potensi bawaan membentuk kepribadian seseorang dan dapat terus berkembang dan berubah selama manusia tersebut masih hidup dan berinteraksi dengan lingkungan.
REFERENSI
Dwi, R., & Hendro, P. (1996). Psikologi umum II, seri diktat kuliah. Jakarta : Universitas Gunadarma
Sabtu, 13 Februari 2010
Cacar merupakan penyakit yang banyak menyerang anak-anak, tapi bukan berarti orang yang sudah dewasa tidak bisa kena cacar. Buktinya usia gw sudah 21 tahun tapi gw bisa kena cacar padahal sudah di vaksin cacar, tapi wajar juga si gw bisa kena cacar karena di vaksinnya saja waktu gw kelas 5 SD, di tambah lagi semua orang itu pasti kena cacar ga’ mungkin ga’ kena cacar. Tapi, tenang saja cacar itu hanya menyerang sekali seumur hidup, cacar disebabkan oleh virus setelah orang yang kena cacar sembuh maka akan tercipta ketahanan tubuh yang dalam sehingga ga’ bisa terkena virus itu lagi sampai yang ke dua kalinya. Vaksin untuk virus cacar berhasil ditemukan oleh Edward Jenner pada tahun 1796. Berbeda dengan virus influenza yang hampir setiap 6 bulan kita pasti mengalami influenza itu karena asam inti isi virus mudah mengalami perubahan dan beradaptasi, sehingga sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah influenza meskipun menyebabkan penyakit yang tidak berbahaya tapi dapat menurunkan produktivitas kita dalam melakukan aktivitas.
Di sini gw cuma ingin berbagi kepada Dunia tentang penyakit cacar yang pernah gw alamin semoga bermanfaat untuk kalian. Awal gejala di hari pertama berupa panas atau lebih tepatnya meriang, hampir seluruh tubuh bagian belakang terasa nyeri, mata kunang-kunang, tidur tidak nyenyak, mulai ada timbul bintik-bintik merah dengan berisikan air di dalamnya. Rasanya gatal, jadi hanya dengan merasakannya saja kita bisa tahu posisi di mana dia tumbuh di tubuh kita, terus kalau digaruk atau dipecahkan bintik itu akan pecah tapi bukan berarti sampai di situ perjuangan dari bintik-bintik tersebut, bintik-bintik tersebut akan muncul lagi di sekitarnya bahkan ada yang numbuh lagi di tempat yang sama dengan ukuran yang lebih besar. Dengan pertolongan pertama atau pengobatan yang cepat tanpa kita ketahui kalau kita kena cacar, kita dapat sembuh tapi dalam artian gejala dalam tubuhnya saja. Seperti panas, rasa nyeri, dan kesulitan tidur yang sudah dapat diatasi.
Namun, gejala fisik cacar yang asli adalah timbulnya bintik-bintik yang menjadi ciri khas dari penyakit ini terus muncul sampai beberapa hari (tepatnya 2 atau 3 hari) setelah gejala dalam tubuh. Awal gejala di hari pertama sudah dijelaskan di atas, jadi sekarang tinggal hari kedua nih!!!!....di hari kedua bintik-bintik ini mulai muncul lebih banyak karena yang saya derita ini adalah cacar air bintik –bintiknya tidak terlalu besar seperti cacar api tapi lebih banyak, di sini bintik tersebut seperti terisi oleh air yang bisa dibilang cukup jernih jika kita jeli memperhatikannya. Yang kalau dipecahkan akan keluar air yang agak panas terus agak kesat tidak seperti sifat air pada umumnya yang sejuk dan menyenangkan.
Di hari kedua inilah dimulainya rasa gelisah, tidak nyaman, gerah, lemes, mau ngapa-ngapain ga’ enak. Tempat munculnya bintik-bintik ada di bagian tubuh belakang dan depan, hanya sebagian kecil yang mulai numbuh di wajah. Pokoknya tersiksa banget, gw sempet ngebayangin bagaimana rasanya orang di zaman perang dulu atau zaman belum adanya obat untuk penderita cacar. Gila pasti mereka tersiksa banget, sudah harus dikucilkan karena bentuk mereka yang berubah selama menderita penyakit tersebut mereka juga harus ngerasain gejala-gejala yang ditimbulkan penyakit yang konon katanya bisa disebut sebagai penyakit “kutukan” heeeeehhhh, serem banget. Untuk tambahan di hari pertama dan ke dua, kata orang tua dulu si kita diharuskan makan yang asem-asem biar bintik-bintik cacar yang ada dalam tubuh keluar semua. Pada hari ke satu dan ke dua meskipun ada berbagai rasa tidak nyaman yang timbul, tapi kita harus tetap makan biar ga’ masuk angin. Bayangkan saja, sudah kena cacar masuk angin pula. Tersiksa banget hidup ini.
Oooh….yaaa, sebelum masuk ke hari yang ke tiga ada informasi lebih lagi nih, waktu sakit cacar air ini gw sampai dua kali ke rumah sakit, pertama waktu sebelum tahu kalau gw kena cacar dan yang kedua waktu gw tahu ternyata gw kena penyaki zaman perang ini….Haafffhh, engga’ penting yaa, lagipula ini bukan informasi lebih yang ingin gw kasih tahu kepada Dunia. Informasi yang ingin gw kasih tahu pada saat gw ke rumah sakit untuk yang ke dua kalinya adalah, gw ngedengar ini langsung dari dokter yang nanganin gw. Kata dokter tersebut kalau orang sudah dewasa, jika kena penyakit cacar harus cepat-cepat di bawa ke dokter untuk mendapat penanganan. Jangankan dewasa, yang baru lebih dari 10 tahun-pun harus langsung cepat-cepat di bawa ke dokter, karena pemulihan luka atau proses penyembuhan setelah lewat dari usia 10 tahun akan berlangsung lebih lama dan lebih sulit bahkan dapat menimbulkan bekas hitam yang sangat lama hilangnya dibandingkan dengan anak-anak yang usianya masih di bawah 10 tahun.
Sekarang untuk hari yang ketiga, masih sama seperti hari kedua. Di mana rasa gelisah, tidak nyaman, gerah, lemes, mau ngapa-ngapain ga’ enak semuanya menjadi satu. Tapi, di sini bintik-bintik yang muncul lebih banyak bisa dibilang seperti invasi pasukan sekutu kepada Jerman pada perang Dunia I, bervariasi lagi ukurannya mulai dari yang kecil, besar, sedang dan lain-lain yang bikin jengkel. Tempat munculnya selain di bagian belakang, depan, dan wajah bintik-bintik cacar pun mulai tumbuh di tangan dan kaki, tapi tidak separah yang di bagian tubuh belakang, depan, dan wajah yang sudah kaya sarang semut. Yang paling tidak menyenangkan di hari ke tiga ini adalah bintik-bintik cacar tersebut mulai terasa seperti jarum yang sedang menusuk-nusuk tubuh kita secara bersamaan dan dalam jumlah yang sangat banyak, sakiiiit sampai engga’ bisa tidur nyenyak. Tapi di hari ke tiga ini fungsi tubuh sudah seperti biasa lagi, buang air besar sudah mulai teratur, makan sudah mulai nafsu lagi, tidur sudah nyenyak ga’ sering bangun-bangun lagi di tengah malam.
Oh…iya sebelum masuk di hari yang ke empat, ada informasi lebih lagi nih yang mau gw tambahin. Tapi kali ini informasinya lebih berbau mitos dan kurang rasional, gw tau informasi ini dari sumber yang cukup terpercaya, yaitu dari Ayah, Ibu gw dan saudara gw yang sudah cukup banyak pengalaman dalam merawat orang sakit meskipun dia bukan dokter tapi pengalamannya ga’ kalah hebat dibandingin dokter-dokter yang asli. Kata mereka mitosnya pada orang yang sakit cacar itu pada hari pertama dan kedua jangan boleh dibiarkan tidur sendirian, karena konon kata orang-orang zaman dulu penderita cacar di hari pertama dan kedua itu pada waktu tidur mereka ditemanin oleh dua setan yaitu “setan bungkuk” dan “setan buta”. Setan bungkuk katanya si…setan yang galak, yang menyebabkan orang yang sakit cacar jadi gampang marah, sedangkan untuk setan yang buta katanya menyebabkan orang yang sakit cacar menjadi gelisah. Tapi kalau dilihat dan dipikir berdasarkan logika orang yang sakit cacar jadi gampang marah bisa aja karena mood-nya jadi buruk karena bintik-bintik cacar yang ngebuat ga’ nyaman apalagi buat para orang-orang yang mementingkan penampilan fisik, kalau kena cacar dan melihat rupa mereka yang berubah jadi kaya tanaman tembakau yang kena virus mozaik begitu, jelas bangetlah mereka jadi gampang marah ngelihat orang salah dikit bawaannya pengen mukul, pengen nampar, pengen nendang gw sendiri juga ngerasain si perasaan kaya’ begitu. Terus buat setan buta yang katanya menyebabkan penderita cacar jadi gelisah, kalau dipikir secara logika. Bisa saja karena gerah gara-gara ga’ boleh mandi dalam beberapa hari, bayangin betapa tersiksanya ini hidung yang harus ngerasain bau dari badan sendiri, gw hampir tiap lima jam harus dibedakin, keringetan dikit langsung dibedakin sama Ibu gw jadi ga’ betah dan gelisahlah ini badan dan pikiran. Buat Dunia, terserah kalian mau percaya yang mana tapi satu hal yang pasti, ternyata yang namanya sakit, apapun itu benar-benar ga’ enak.
Sekarang kita tiba di hari yang ke empat, hari yang ke empat ini bisa di bilang sebagai fase dari awal penyembuhan, di hari yang ke empat ini kalau kita teratur menjalani semua pantangan seperti jangan kena air (gw aja selama cacar kalau Shalat, gw ga’ pernah ngambil air wudhu, yaaa Allah pasti Maha Mengetahui keadaan gw yang sebenarnyalah), jangan makan yang berbau amis terutama ikan dan ayam kalau daging (sapi dan kambing) malah diperbolehkan karena daging mengandung banyak protein untuk menyembuhkan luka bekas bintik-bintik cacar, jangan makan yang mengandung kecap karena dapat menimbulkan bekas-bekas hitam di luka bekas bintik-bintik cacar, sudah tidak boleh lagi makan yang asem-asem karena dapat menumbuhkan bintik-bintik cacar yang baru (muda). Jika kita mematuhi pantangan tersebut maka bintik-bintik cacar-pun mulai mengering, asalkan tetap terus dibantu dengan cara dibedakin terus secara teratur. Ingat ya, secara teratur bukan cuma banyak.
Untuk hari ke lima….di hari ke lima ini bintik-bintik cacar yang mengering mulai mengalami perubahan bentuk, dari yang terisi air menjadi mengkerut kalian warga Dunia pasti tahu kismis kan??? Iya, kerutan cacar setelah hari ke lima pada saat mulai mengeringnya sama seperti kismis, tapi itu tergantung dari besar, kecil dan lama dari bintik tersebut tumbuh di badan kita, makin kecil dan lama bintik makin cepat pula keringnya dan jangan lupa juga di bantuin dari luar, yaaa dengan cara dibedakin tadi. Untuk kali ini waktu gw sakit cacar, gw rela deh harga diri gw turun karena harus pakai bedak untuk cepat sembuh. Huuuuufffhh.
Di hari ke empat dan kelima bintik-bintik memang mulai mengering, tapi rasa ga’ nyaman masih tetap ada. Mulai gampang keringatan lagi, jadi mau ga’ mau harus dibedakin dan pindah ke tempat yang aga’ dingin suhunya, poko’nya di usahain biar ga’ keluar keringat. Di hari ke lima gw sudah bisa tidur miring kiri dan kanan lagi.
Barulah di hari ke enam, ke tujuh dan ke delapan rasa ga’ nyaman tersebut perlahan-lahan mulai menghilang, gw saja baru bisa nulis catatan ini (kalau bisa dibilang catatan) di hari ke delapan, tubuh bagian belakang sudah bisa tidur di lantai pada awalnya si di hari yang pertama ga’ mungkin bisa tidur di lantai atau di tempat-tempat yang permukaannya keras gw harus tidur di bangku atau tempat tidur karena sakit banget tubuh gw yang bagian belakang.
Untuk di hari ke sembilan dan sepuluh di sini gw hanya tinggal menunggu bintik-bintik cacar tersebut mengering, yang namanya rasa ga’ nyaman, gelisah, gerah sudah sirna semuanya tapi masih ada rasa lemes mungkin karena hampir semua energy tubuh di fokuskan untuk menyembuhkan bekas luka-luka cacar. Di hari ke sembilan gw di suruh minum jamu tradisional “sariawan usus” untuk menyembuhkan dan membersihkan luka-luka di tubuh bagian dalam yang disebabkan virus cacar dan panas dalam karena satu minggu lebih ga’ mandi, minum jamunya juga aga’ unik gw disuruh minum jamu yang ampasnya sudah diendapin dalam beberapa saat, jadi yang gw minum itu yang beningnya saja (ngerti kan maksud gw) rasanyaaa pahit banget. Di hari ke sembilan dan sepuluh gw masih belum diperbolehkan mandi karena masih ada bintik-bintik yang mengeringnya baru sebagian. Di hari ke sebelaslah gw sudah boleh mandi tapi ga’ boleh lama-lama dan harus pakai air hangat. Untuk hari-hari selanjutnya gw sudah siap lagi menjalani aktivitas-aktivitas yang sudah gw mimpi-mimpikan pada waktu gw sakit.
Untuk Dunia gw ada beberapa hal yang gw tarik untuk dijadikan kesimpulan pada saat gw tergeletak dan tersiksa karena sakit cacar, yaitu :
• Ternyata yang namanya sakit itu apapun nama penyakit itu, biarpun pada saat kita sakit dilayanin bagaikan Sang Raja oleh orang-orang terdekat kita. Tapi tetap saja yang namanya sakit itu GA’ ENAK.
• Pada saat sakit walaupun kita sudah minum obat, mematuhi semua pantangan dalam sakit, tapi tetap saja waktulah yang akan menyembuhkan dan mengobati semua luka dan rasa sakit, bahkan waktu jugalah yang akan “mengakhirinya”.
• Rasa sabar dan do’a adalah teman yang tepat pada saat kita sakit, bukan buku, handphone, game, komputer, dan lain sebagainya.
• Kita sebagai manusia tidak boleh so’ kuat, so’ hebat, dan so’ tangguh, karena sehebat dan sekuat apapun kita, tubuh kita adalah “wadah” untuk setiap penyakit yang ada di Dunia ini, karena penyakitlah yang menjadi “pintu penutup” dan “pintu pembuka” antara kita dan Dunia akhirat, karena penyakitlah kita mengenal kata “Tidak ada yang Abadi” kecuali Allah swt yang menciptakan kita.
Yakk….mungkin cukup sampai di sini gw bikin catatan atau cerita tentang saat-saat gw sakit cacar, mudah-mudahan pengalaman gw ini bisa bermanfaat buat kalian baik untuk di masa sekarang maupun di masa depan.
Di sini gw cuma ingin berbagi kepada Dunia tentang penyakit cacar yang pernah gw alamin semoga bermanfaat untuk kalian. Awal gejala di hari pertama berupa panas atau lebih tepatnya meriang, hampir seluruh tubuh bagian belakang terasa nyeri, mata kunang-kunang, tidur tidak nyenyak, mulai ada timbul bintik-bintik merah dengan berisikan air di dalamnya. Rasanya gatal, jadi hanya dengan merasakannya saja kita bisa tahu posisi di mana dia tumbuh di tubuh kita, terus kalau digaruk atau dipecahkan bintik itu akan pecah tapi bukan berarti sampai di situ perjuangan dari bintik-bintik tersebut, bintik-bintik tersebut akan muncul lagi di sekitarnya bahkan ada yang numbuh lagi di tempat yang sama dengan ukuran yang lebih besar. Dengan pertolongan pertama atau pengobatan yang cepat tanpa kita ketahui kalau kita kena cacar, kita dapat sembuh tapi dalam artian gejala dalam tubuhnya saja. Seperti panas, rasa nyeri, dan kesulitan tidur yang sudah dapat diatasi.
Namun, gejala fisik cacar yang asli adalah timbulnya bintik-bintik yang menjadi ciri khas dari penyakit ini terus muncul sampai beberapa hari (tepatnya 2 atau 3 hari) setelah gejala dalam tubuh. Awal gejala di hari pertama sudah dijelaskan di atas, jadi sekarang tinggal hari kedua nih!!!!....di hari kedua bintik-bintik ini mulai muncul lebih banyak karena yang saya derita ini adalah cacar air bintik –bintiknya tidak terlalu besar seperti cacar api tapi lebih banyak, di sini bintik tersebut seperti terisi oleh air yang bisa dibilang cukup jernih jika kita jeli memperhatikannya. Yang kalau dipecahkan akan keluar air yang agak panas terus agak kesat tidak seperti sifat air pada umumnya yang sejuk dan menyenangkan.
Di hari kedua inilah dimulainya rasa gelisah, tidak nyaman, gerah, lemes, mau ngapa-ngapain ga’ enak. Tempat munculnya bintik-bintik ada di bagian tubuh belakang dan depan, hanya sebagian kecil yang mulai numbuh di wajah. Pokoknya tersiksa banget, gw sempet ngebayangin bagaimana rasanya orang di zaman perang dulu atau zaman belum adanya obat untuk penderita cacar. Gila pasti mereka tersiksa banget, sudah harus dikucilkan karena bentuk mereka yang berubah selama menderita penyakit tersebut mereka juga harus ngerasain gejala-gejala yang ditimbulkan penyakit yang konon katanya bisa disebut sebagai penyakit “kutukan” heeeeehhhh, serem banget. Untuk tambahan di hari pertama dan ke dua, kata orang tua dulu si kita diharuskan makan yang asem-asem biar bintik-bintik cacar yang ada dalam tubuh keluar semua. Pada hari ke satu dan ke dua meskipun ada berbagai rasa tidak nyaman yang timbul, tapi kita harus tetap makan biar ga’ masuk angin. Bayangkan saja, sudah kena cacar masuk angin pula. Tersiksa banget hidup ini.
Oooh….yaaa, sebelum masuk ke hari yang ke tiga ada informasi lebih lagi nih, waktu sakit cacar air ini gw sampai dua kali ke rumah sakit, pertama waktu sebelum tahu kalau gw kena cacar dan yang kedua waktu gw tahu ternyata gw kena penyaki zaman perang ini….Haafffhh, engga’ penting yaa, lagipula ini bukan informasi lebih yang ingin gw kasih tahu kepada Dunia. Informasi yang ingin gw kasih tahu pada saat gw ke rumah sakit untuk yang ke dua kalinya adalah, gw ngedengar ini langsung dari dokter yang nanganin gw. Kata dokter tersebut kalau orang sudah dewasa, jika kena penyakit cacar harus cepat-cepat di bawa ke dokter untuk mendapat penanganan. Jangankan dewasa, yang baru lebih dari 10 tahun-pun harus langsung cepat-cepat di bawa ke dokter, karena pemulihan luka atau proses penyembuhan setelah lewat dari usia 10 tahun akan berlangsung lebih lama dan lebih sulit bahkan dapat menimbulkan bekas hitam yang sangat lama hilangnya dibandingkan dengan anak-anak yang usianya masih di bawah 10 tahun.
Sekarang untuk hari yang ketiga, masih sama seperti hari kedua. Di mana rasa gelisah, tidak nyaman, gerah, lemes, mau ngapa-ngapain ga’ enak semuanya menjadi satu. Tapi, di sini bintik-bintik yang muncul lebih banyak bisa dibilang seperti invasi pasukan sekutu kepada Jerman pada perang Dunia I, bervariasi lagi ukurannya mulai dari yang kecil, besar, sedang dan lain-lain yang bikin jengkel. Tempat munculnya selain di bagian belakang, depan, dan wajah bintik-bintik cacar pun mulai tumbuh di tangan dan kaki, tapi tidak separah yang di bagian tubuh belakang, depan, dan wajah yang sudah kaya sarang semut. Yang paling tidak menyenangkan di hari ke tiga ini adalah bintik-bintik cacar tersebut mulai terasa seperti jarum yang sedang menusuk-nusuk tubuh kita secara bersamaan dan dalam jumlah yang sangat banyak, sakiiiit sampai engga’ bisa tidur nyenyak. Tapi di hari ke tiga ini fungsi tubuh sudah seperti biasa lagi, buang air besar sudah mulai teratur, makan sudah mulai nafsu lagi, tidur sudah nyenyak ga’ sering bangun-bangun lagi di tengah malam.
Oh…iya sebelum masuk di hari yang ke empat, ada informasi lebih lagi nih yang mau gw tambahin. Tapi kali ini informasinya lebih berbau mitos dan kurang rasional, gw tau informasi ini dari sumber yang cukup terpercaya, yaitu dari Ayah, Ibu gw dan saudara gw yang sudah cukup banyak pengalaman dalam merawat orang sakit meskipun dia bukan dokter tapi pengalamannya ga’ kalah hebat dibandingin dokter-dokter yang asli. Kata mereka mitosnya pada orang yang sakit cacar itu pada hari pertama dan kedua jangan boleh dibiarkan tidur sendirian, karena konon kata orang-orang zaman dulu penderita cacar di hari pertama dan kedua itu pada waktu tidur mereka ditemanin oleh dua setan yaitu “setan bungkuk” dan “setan buta”. Setan bungkuk katanya si…setan yang galak, yang menyebabkan orang yang sakit cacar jadi gampang marah, sedangkan untuk setan yang buta katanya menyebabkan orang yang sakit cacar menjadi gelisah. Tapi kalau dilihat dan dipikir berdasarkan logika orang yang sakit cacar jadi gampang marah bisa aja karena mood-nya jadi buruk karena bintik-bintik cacar yang ngebuat ga’ nyaman apalagi buat para orang-orang yang mementingkan penampilan fisik, kalau kena cacar dan melihat rupa mereka yang berubah jadi kaya tanaman tembakau yang kena virus mozaik begitu, jelas bangetlah mereka jadi gampang marah ngelihat orang salah dikit bawaannya pengen mukul, pengen nampar, pengen nendang gw sendiri juga ngerasain si perasaan kaya’ begitu. Terus buat setan buta yang katanya menyebabkan penderita cacar jadi gelisah, kalau dipikir secara logika. Bisa saja karena gerah gara-gara ga’ boleh mandi dalam beberapa hari, bayangin betapa tersiksanya ini hidung yang harus ngerasain bau dari badan sendiri, gw hampir tiap lima jam harus dibedakin, keringetan dikit langsung dibedakin sama Ibu gw jadi ga’ betah dan gelisahlah ini badan dan pikiran. Buat Dunia, terserah kalian mau percaya yang mana tapi satu hal yang pasti, ternyata yang namanya sakit, apapun itu benar-benar ga’ enak.
Sekarang kita tiba di hari yang ke empat, hari yang ke empat ini bisa di bilang sebagai fase dari awal penyembuhan, di hari yang ke empat ini kalau kita teratur menjalani semua pantangan seperti jangan kena air (gw aja selama cacar kalau Shalat, gw ga’ pernah ngambil air wudhu, yaaa Allah pasti Maha Mengetahui keadaan gw yang sebenarnyalah), jangan makan yang berbau amis terutama ikan dan ayam kalau daging (sapi dan kambing) malah diperbolehkan karena daging mengandung banyak protein untuk menyembuhkan luka bekas bintik-bintik cacar, jangan makan yang mengandung kecap karena dapat menimbulkan bekas-bekas hitam di luka bekas bintik-bintik cacar, sudah tidak boleh lagi makan yang asem-asem karena dapat menumbuhkan bintik-bintik cacar yang baru (muda). Jika kita mematuhi pantangan tersebut maka bintik-bintik cacar-pun mulai mengering, asalkan tetap terus dibantu dengan cara dibedakin terus secara teratur. Ingat ya, secara teratur bukan cuma banyak.
Untuk hari ke lima….di hari ke lima ini bintik-bintik cacar yang mengering mulai mengalami perubahan bentuk, dari yang terisi air menjadi mengkerut kalian warga Dunia pasti tahu kismis kan??? Iya, kerutan cacar setelah hari ke lima pada saat mulai mengeringnya sama seperti kismis, tapi itu tergantung dari besar, kecil dan lama dari bintik tersebut tumbuh di badan kita, makin kecil dan lama bintik makin cepat pula keringnya dan jangan lupa juga di bantuin dari luar, yaaa dengan cara dibedakin tadi. Untuk kali ini waktu gw sakit cacar, gw rela deh harga diri gw turun karena harus pakai bedak untuk cepat sembuh. Huuuuufffhh.
Di hari ke empat dan kelima bintik-bintik memang mulai mengering, tapi rasa ga’ nyaman masih tetap ada. Mulai gampang keringatan lagi, jadi mau ga’ mau harus dibedakin dan pindah ke tempat yang aga’ dingin suhunya, poko’nya di usahain biar ga’ keluar keringat. Di hari ke lima gw sudah bisa tidur miring kiri dan kanan lagi.
Barulah di hari ke enam, ke tujuh dan ke delapan rasa ga’ nyaman tersebut perlahan-lahan mulai menghilang, gw saja baru bisa nulis catatan ini (kalau bisa dibilang catatan) di hari ke delapan, tubuh bagian belakang sudah bisa tidur di lantai pada awalnya si di hari yang pertama ga’ mungkin bisa tidur di lantai atau di tempat-tempat yang permukaannya keras gw harus tidur di bangku atau tempat tidur karena sakit banget tubuh gw yang bagian belakang.
Untuk di hari ke sembilan dan sepuluh di sini gw hanya tinggal menunggu bintik-bintik cacar tersebut mengering, yang namanya rasa ga’ nyaman, gelisah, gerah sudah sirna semuanya tapi masih ada rasa lemes mungkin karena hampir semua energy tubuh di fokuskan untuk menyembuhkan bekas luka-luka cacar. Di hari ke sembilan gw di suruh minum jamu tradisional “sariawan usus” untuk menyembuhkan dan membersihkan luka-luka di tubuh bagian dalam yang disebabkan virus cacar dan panas dalam karena satu minggu lebih ga’ mandi, minum jamunya juga aga’ unik gw disuruh minum jamu yang ampasnya sudah diendapin dalam beberapa saat, jadi yang gw minum itu yang beningnya saja (ngerti kan maksud gw) rasanyaaa pahit banget. Di hari ke sembilan dan sepuluh gw masih belum diperbolehkan mandi karena masih ada bintik-bintik yang mengeringnya baru sebagian. Di hari ke sebelaslah gw sudah boleh mandi tapi ga’ boleh lama-lama dan harus pakai air hangat. Untuk hari-hari selanjutnya gw sudah siap lagi menjalani aktivitas-aktivitas yang sudah gw mimpi-mimpikan pada waktu gw sakit.
Untuk Dunia gw ada beberapa hal yang gw tarik untuk dijadikan kesimpulan pada saat gw tergeletak dan tersiksa karena sakit cacar, yaitu :
• Ternyata yang namanya sakit itu apapun nama penyakit itu, biarpun pada saat kita sakit dilayanin bagaikan Sang Raja oleh orang-orang terdekat kita. Tapi tetap saja yang namanya sakit itu GA’ ENAK.
• Pada saat sakit walaupun kita sudah minum obat, mematuhi semua pantangan dalam sakit, tapi tetap saja waktulah yang akan menyembuhkan dan mengobati semua luka dan rasa sakit, bahkan waktu jugalah yang akan “mengakhirinya”.
• Rasa sabar dan do’a adalah teman yang tepat pada saat kita sakit, bukan buku, handphone, game, komputer, dan lain sebagainya.
• Kita sebagai manusia tidak boleh so’ kuat, so’ hebat, dan so’ tangguh, karena sehebat dan sekuat apapun kita, tubuh kita adalah “wadah” untuk setiap penyakit yang ada di Dunia ini, karena penyakitlah yang menjadi “pintu penutup” dan “pintu pembuka” antara kita dan Dunia akhirat, karena penyakitlah kita mengenal kata “Tidak ada yang Abadi” kecuali Allah swt yang menciptakan kita.
Yakk….mungkin cukup sampai di sini gw bikin catatan atau cerita tentang saat-saat gw sakit cacar, mudah-mudahan pengalaman gw ini bisa bermanfaat buat kalian baik untuk di masa sekarang maupun di masa depan.
Langganan:
Postingan (Atom)