Jika kita mampu melihat dan menantang Matahari pada hari ini apakah kita termasuk orang yang sukses, ataukah bila kita bisa memiliki apa yang di inginkan dan tidak bisa dimiliki oleh orang banyak, itu yang disebut sukses? Sedangkan kegagalan berada di mana dia?
Pendek kata, gagal dan sukses adalah ritme hidup yang tidak terpisah dari kehidupan manusia, mereka berjalan beriringan selama manusia yang bersangkutan masih ingin menemukan atau mencapai apa yang dia inginkan. Semua orang yang telah mengubah Dunia ini, menjadikan kegagalan sebagai bagian dari hidupnya, dan mereka tidak putus asa. Dari sekian banyak kegagalan yang mereka alami, mereka jadikan kunci untuk kesuksesan mereka. Karena bagi mereka, orang yang benar-benar gagal adalah orang yang tidak mampu bangkit lagi dan hanya bisa terpuruk setelah dirinya tertimpa musibah atau merasa tidak diuntungkan oleh hidup ini. Tapi, yang terlihat dalam hidup ini terkadang kabur dari mata kita. Karena ada orang yang sudah mati-matian berusaha tapi belum juga membuahkan hasil, mungkinkah waktu dan keadaan juga berpengaruh dalam menghapus jejak kegagalan.
Jauh dari kemungkinan itu kalau kita merasa diri kita adalah orang yang gagal maka pernyataan itu adalah salah. Karena yang benar adalah bahwa semua orang memang pernah mengalami kegagalan, karena manusia memang produk kegagalan. Apa yang kita ciptakan berawal dari kegagalan, tapi seiring kegagalan tersebut pasti ada sesuatu yang bisa kita jadikan manfaat untuk merebut kesuksesan, yang pastinya kesuksesan yang diraih sebanding dengan usaha dan dari sudut pandang mana kita menyikapi kegagalan.
Ψ Berbagai Cara Menyikapi Kegagalan
1. Membiarkan
Cara penyikapan ini adalah menerima kegagalan dengan kualitas diri yang rendah, berupa membiarkan saja semua hal yang tidak menguntungkan dirinya terjadi. Sikap ini dihasilkan dari mentalitas yang rendah untuk mendobrak keadaan karena tidak memiliki motivasi untuk menemukan penyebab yang rasional atas kegagalannya. Bisa jadi motivasi itu erat kaitannya dengan level pengetahuan dan harapan yang dimiliki orang. Karena jawaban rasional tidak ditemukan, maka cara tunggal yang digunakan untuk memaafkan sikap demikian adalah menempatkan kegagalan dalam wilayah hidup yang tak tersentuh oleh upaya dirinya dengan meyakini takdir atau nasibnya.
2. Menolak
Penolakan dilakukan dalam bentuk menyalahkan orang lain, keadaan atau Tuhan sekalipun, karena dirasakan tidak adil memberi perlakuan. Biasanya penolakan itu terjadi akibat keseimbangan hidup yang kurang mendapat perhatian di tingkat intelektual, emosional atau spritual. Meskipun kegagalan dapat dilumpuhkan, tetapi akibat penolakan yang dilakukan, keseimbangan antara usaha dan hasil tidak sebanding.
3. Menerima
Cara penyikapan ketiga adalah yang paling ideal yaitu menerima kegagalan dengan kualitas yang tinggi. Di sini kegagalan adalah materi pembelajaran-diri atau kurikulum pendidikan situasi. Dalam hal ini tentu saja bukan berarti bahwa semakin banyak kegagalan semakin bagus tetapi yang ingin difokuskan adalah bagaimana individu menempatkan kegagalan sebagai proses yang menyertai realisasi gagasan.
Munculnya penyikapan yang beragam di atas tidak terjadi secara begitu saja tetapi dibentuk oleh beberapa faktor antara lain:
a. Lingkungan
Termasuk dalam kategori lingkungan adalah keluarga, masyarakat dan bangsa di mana kita menjadi salah satu komponen yang ikut mempengaruhi dan dipengaruhi. Kualitas penyikapan lingkungan terhadap persoalan hidup secara umum tergantung tingkat pendidikan, nilai kebudayaan, atau peradaban yang membentuknya. Orang yang dibesarkan oleh lingkungan berbeda bagaimana pun punya format pandangan berbeda tentang persoalan hidup.
b. Sistem Struktural
Faktor sistem struktural yang mengatur organisasi, lembaga, atau perkumpulan sosial tertentu juga ikut berperan terutama membentuk karakter mentalitas individu dalam menghadapi hidup dan kegagalan pada khususnya. Mentalitas tinggi akan membentuk kepribadian di mana seseorang menjadi ‘the cause’ dari peristiwa hidup sementara mentalitas rendah akan membentuk kepribadian sebagai ‘the effect’.
c. Personal
Meskipun tidak bisa dinafikan pengaruh yang dimiliki oleh faktor lingkungan dan sistem struktural, tetapi pengaruh tersebut hanya bersifat menawarkan dan hanya faktor personal-lah yang menentukan keputusan. Sudah jelas kita rasakan, tidak semua pengaruh itu murni negatif atau positif sehingga peranan terbesar terdapat pada kemampuan kita untuk menghidupkan tombol ‘seleksi’ dan ‘pengecualian’ dalam memilih model penyikapan untuk mendukung di antara yang bekerja untuk merusak atau mandul.
Sebagai kata-kata akhir, kegagalan dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak pernah kita inginkan. Hanya kesuskesan yang kita inginkan, tapi untuk mendapatkannya kita harus menemui dan melewati kegagalan karena kegagalan bisa diibaratkan proses untuk kita mencapai kesuksesan, jadi tinggal diri kitalah yang sebaik-baiknya dalam menyikapi dan berusaha untuk mengubahnya.
Perubahan yang kita harapakan dari pembelajaran tentang arti kegagalan haruslah yang baik, agar kita bisa menjadi manusia yang baik pula.
Referensi
♦ www. Informasi Psikologi Online.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar